Surat-surat Tanpa Nama : Pembuka
📫 Surat-surat Tanpa Nama
Sebuah Seri Cerpen BerepisodeEpisode 0 — Pembuka
Surat-surat Tanpa Nama
Oleh: Pensil Kayoe
✦ Sinopsis ✦
Di sekolah menengah bernama Saka, surat-surat mulai muncul—datang tanpa nama, tanpa pengirim, dan seringkali, tanpa logika. Hari-hari berjalan seperti biasa, namun waktu mulai retak dari dalam.
Ananta, seorang siswi biasa, menemukan dirinya terperangkap dalam pola aneh: hari Rabu yang mengirim surat, hari Kamis yang tak pernah membalas, dan jejak-jejak yang seharusnya tidak ada.
Surat-surat itu bukan sekadar pesan. Mereka adalah ingatan yang dipilih untuk dilupakan. Dan Ananta... satu-satunya yang mulai mengingat.
Sebuah cerita atmosferik, surealis, dan emosional yang mengupas identitas, kehilangan, dan kebenaran tentang waktu.
✦ Daftar Episode ✦
- Surat dari Hari Rabu
 Sebuah surat tiba di loker Ananta, ditandatangani oleh hari yang seharusnya tak bisa menulis.
- Hari Kamis Tidak Pernah Membalas
 Ananta menulis balasan. Tapi surat itu tak pernah sampai.
- Ia Duduk di Bangku Nomor 9, Tapi Tak Pernah Hadir
 Nama seseorang selalu disebut absen. Tapi bangkunya kosong. Selalu.
- Jam Dinding Berhenti di Pukul 13.17
 Setiap hari, waktu membeku. Tepat saat bel terakhir berbunyi.
- Garis Tangan di Kaca Jendela
 Seseorang mengetuk dari sisi lain ruangan kosong.
- Tuhan, Aku Tidak Ingin Besok
 Ananta berharap esok tak pernah datang. Tapi waktu tetap memaksa.
- Tanda Baca yang Salah di Surat Itu
 Titik, koma, dan tanda seru yang mengarah pada konspirasi lebih besar.
- Aku Pernah Ada di Foto Ini, Tapi Sekarang Tidak
 Sebuah foto lama. Semua teman terlihat di sana. Kecuali Ananta.
- Lantai 3 yang Tidak Pernah Dinyalakan Lampunya
 Gedung tua yang dibiarkan gelap. Tapi sesekali terlihat cahaya dari sela pintunya.
- Loker Nomor 14 dan Lantai yang Tak Pernah Dipel
 Debu tak pernah dibersihkan. Karena lantainya menyimpan sesuatu.
- Surat Terakhir Datang Tanpa Tinta
 Kosong. Tapi pesan itu hanya terlihat saat hujan turun.
- Hujan di Hari yang Tidak Terjadwal
 Langit menangis saat surat-surat tak ingin dibaca.
- Perpustakaan Tertutup, Tapi Seseorang Membaca di Dalam
 Buku jatuh sendiri. Seseorang membalik halaman yang tak terlihat.
- Surat Terakhir Datang Tanpa Tinta (Bagian 2)
 Ananta akhirnya tahu: ia pernah ingin melupakan segalanya.
- Kebenaran Tentang Hari Kamis
 Akhirnya: siapa yang menulis surat-surat itu. Dan mengapa hari Kamis tak pernah membalas.
✦ Halaman Khusus ✦
Epilog Visual: Surat Terakhir
- Kutipan dari surat-surat
- Ilustrasi bangku nomor 9
- Loker nomor 14
- Sketsa peta sekolah Saka
- Surat terakhir Ananta yang tak bisa dihapus
✦ Catatan Penulis ✦
Terima kasih telah sampai di halaman ini.
“Surat-surat Tanpa Nama” bukan sekadar cerita tentang sekolah, surat, atau misteri. Ini adalah rangkaian tentang kenangan yang tertinggal, rasa bersalah yang ingin dilupakan, dan identitas yang diam-diam kita pertanyakan di usia remaja.
Setiap surat dalam cerita ini adalah potongan dari jiwa. Dan jika kamu membaca semuanya dari awal hingga akhir, kamu akan menemukan sesuatu. Bukan hanya tentang Ananta, tapi mungkin... tentang dirimu sendiri.
Aku harap kamu membacanya perlahan, tanpa tergesa. Biarkan waktu memelukmu. Biarkan surat-surat itu berbicara.
Dan jika satu hari kamu menemukan dirimu sendiri di bangku nomor 9... jangan lupa untuk membalas suratnya.
Selamat membaca,
Sugab
.png)


Post a Comment
0 Comments