Puisi
Puisi untuk Yang Membawa Dua Musim | Kitab Kabut dan Senja
Puisi untuk Yang Membawa Dua Musim
Ia berdiri di koridor itu,  
seorang gadis dengan dua buket di tangannya—  
satu merah menyala bagai api yang menolak padam,  
satu biru tenang bagai laut yang menyimpan rahasia ribuan tahun.  
Seluruh cahaya sore jatuh kepadanya,  
menyalakan rambut, pipi, dan mata  
yang seakan tahu lebih banyak daripada siapa pun di dunia ini.  
Senyumnya kecil—  
tapi cukup untuk membuat ubin lantai bergetar,  
cukup untuk membuat dinding yang kusam seolah ingin berdoa,  
cukup untuk menyalakan sesuatu dalam dada siapa saja yang memandanginya:  
entah harapan, entah luka.  
Bunga-bunga itu bukan sekadar bunga.  
Mereka adalah kesaksian tentang sesuatu yang pernah hilang  
dan sesuatu yang masih diperjuangkan,  
sebuah janji yang dibawa dari masa lalu  
dan dipaksakan untuk tetap mekar di masa kini.  
Ia tampak rapuh,  
namun sesungguhnya ia sedang menantang seluruh waktu—  
menantang kepergian, menantang kesepian,  
menantang segala yang ingin membuatnya runtuh.  
Dalam keteguhan yang nyaris tak bersuara itu  
ada kekuatan yang lebih keras daripada teriakan,  
lebih menusuk daripada air mata,  
lebih menggetarkan daripada doa.  
Dan aku,  
yang hanya berdiri di ambang pandangan,  
menyadari dengan ngeri sekaligus kagum:  
jika ia terus menatap seperti itu,  
dengan buket merah dan biru yang bergetar dalam pelukannya,  
maka seluruh dunia—  
beserta ingatan, cinta, dan luka-luka yang kita sembunyikan—  
akan runtuh bersama-sama,  
dan tak seorang pun bisa berpura-pura kuat lagi.  
  
  Daftar Isi
  
  💜 Dukung dan traktir karya ini:
Kirim Donasi.png)

Post a Comment
0 Comments