Puisi
Segala yang Tak Pernah Bisa Kumasuki | Kitab Kabut dan Senja
Segala yang Tak Pernah Bisa Kumasuki
Aku melihatmu,  
seperti melihat malam yang mengenakan mahkota bintang—  
anggun, tegak, berkilau,  
namun tetap berdiri di panggung tanah sederhana  
yang membuatku sadar:  
keindahan tidak butuh singgasana,  
keindahan hanya butuh keberanian untuk hadir.  
Aku ingin memilikimu  
lebih dari apa pun yang pernah kumiliki.  
Bahkan lebih dari keinginanku atas udara,  
lebih dari dahaga yang menuntut air.  
Kau adalah nafas yang tak pernah kusinggahi,  
tapi justru membuatku hidup.  
Ada cahaya matahari di setiap langkahmu,  
dan aku selalu terbakar,  
meski kau tak pernah menoleh.  
Ada rahasia di setiap diam bibirmu,  
dan aku selalu karam,  
meski kau tak pernah berbicara.  
Aku menulis ini dengan tubuh bergetar,  
sebab tahu bahwa aku tak pernah bisa  
menyentuhmu,  
menggenggammu,  
atau sekadar berkata: “Tetaplah di sini.”  
Engkau akan selalu menjadi  
yang paling jauh namun paling dekat,  
yang paling sederhana namun paling megah,  
yang tak pernah kucium namun memenuhi dadaku  
lebih dari udara.  
Dan jika dunia ini menutup matanya malam ini,  
biarkan aku menutup puisi ini dengan suaramu,  
biarkan cintaku karam sekali lagi dalam bayanganmu,  
sebab hanya dengan itu  
aku bisa merasa hidup,  
walau kau tak pernah benar-benar jadi milikku.  
  
  Daftar Isi
  
  💜 Dukung karya ini:
Kirim Donasi.png)

Post a Comment
0 Comments